Sabtu, 20 Agustus 2016

In Memoriam CHARLIE SAHETAPY




In Memoriam 'CHARLIE SAHETAPY,
(23 November 1952 - 30 November 2004)..
Ayahku adalah seorang MUSUH ..Tapi dia adalah IDOLAKU,
Penulis:  Jose Choa Linge,

Aku Sandec Sahetapy, bila ingat saat-saat kepergian papa, betapa tidak adilnya diri ini menyimpan dendam pada Ayah yang telah memberikan Nafas 'cinta' yang tak pernah ujud nyata... dimana letak salahnya, sosoknya yang keras telah berikan 'cambuk' agar aku kuat dan harus berdiri diatas kaki sendiri, disaat susah yang bisa bantu adalah dirimu sendiri,..begitulah akhir kisah yang pernah dia ucapkan berkali-kali yang kini sudah kupahami dan kujaga.

Aaaakh.... Sandec Sahetapy .... Betapa bodohnya dirimu harus membenci Ayah yang begitu perhatian dengan cara-cara yang tidak kau pahaminya, seorang Ayah punya cara tersendiri untuk curahkan kasih sayang kepada anaknya tanpa harus menunjukan ujudnya. Disinalah kehidupan yang dia berikan dan dibentangkan didepan matamu agar terkuak bahwa hidup adalah perjalanan panjang dan harus membelahnya mencari dua pernyataan 'Salah dan Benar' dan bila sudah dapatkan maknanya maka hidupmu yang menentukan pilihan itu.

daaaan... Akhirnya tak pernah setitikpun kupaham makna2 dan isyarat kata-katanya yang kutangkap sorot matanya bagai burung Elang yang siap menerkam 'mangsa', oooh ...bukan... bukan... sorot mata itu seperti bening 'kristal' berkilau sehingga kutak mampu untuk menatapnya dan kupalingkan muka untuk hindarinya... dan terdengar kembali, Naaaaaaaak.....kelak nanti engkau fahaminya.
Pribadiku kuat dan bukti itu 'nyata' ..aku telah berdiri diatas kakiku sendiri tanpa ada sosok 'Ayah' yang memberi, aku telah berdiri diatas kakiku sendiri tanpa pertolongan 'Ayah' disisiku dan ..dan..dan aku telah berdiri diatas kakiku sendiri tanpa dirimu yang bernama'Ayah' yang selalu ada menemani, tapi aku berdiri diatas kakiku sendiri karena aku 'SANDEK' si Pemuda Pekerja itu papaaaaaa.

Aku Sandec sang pekerja keras.. tetap kokoh tanpa luluh dengan sosok Ayah atau papa yang sering kupanggilnya, dia terbaring lemah di Rumah Sakit sedang menanti skratul mautnya...Aku mencibir dan egoku sebagai si Sandec si Anak Menteng yang kerjanya begajul harus luruuuuh...oooh tidak, tentu tidak karena aku kuat di jalan dan kuharamkan Air Mataku tumpah. Tergambar kembali saat masih remajaku pernah kupinjam Mobilnya untuk sekedar bermalam mingguan sesama teman, mobil sudah tercuci bersih dan kunci kontak sedang ditangan.. Ayahku bilang,., 'bisa isi bensin nggak..kalau nabrak bagaimana..ada rebewes (SIM) gak ada ini-itu, kalau begini -begitu.... jangan pernah bangga punya harta orang tua'..

Aku Sandec... di koridor Rumah Sakit Cikini, papa sebentar- sebentar menarik nafas seakan hendak sampaikan kalimat perpisahan, dan tetap sedikitpun tak kuhirau, Oma yang merawatku sejak usiaku 9 bulan tanpa sosok bernama ayah menghampiri meminta untuk mendekat ke papapun akhirnya juga angkat bahu ..karena oma tahu bahwa diamku tanda tak setuju.. Akhirnya kalimatku terucap juga "Itu Jagoan ...mati juga".

Teman-teman papa para Insan Seni, banyak sampaikan ucapkan belasungkawa .. om El Manik menghampiri 'Deeek....Ello gak Mau liat bapakmu', jangankan mau lihat rasanya muak lihat bila kembali kemasa belakang, tapi ada dorongan hati 'nuraniku' berbisik... Deeek, kamu harus lihat terakhir kali papamu, sebelum penyesalan datang terakhir.. Entah, tiba-tiba... kaki ini gontai melangkah dimana papa Charlie Sahetapy seorang aktor yang diakui di Film Indonesia dengan catatan prestasi Nominasi FFI dan Piala Vidia digenggaman sudah terbujur kaku dimandikan daaaaaaaan... Tuhaaaaan, teriakku... selama ini ada yang salah padaku, mataku tertuju pada tubuhnya ada Tatto Burung dan tergambar nyata tulisan berlafal SANDEK... Aku bergidik dan memrintahkan om El Manik dan yang lain untuk keluar dari ruangan ini biar aku Sandec ingin bersama Papa Charlie... Tangiskupun memecah dan meraung bagai singa yang kehilangan Induknya, permintaan Maaf kugaungkan 'kenapa papa tidak bilang kalo sayang sama aku.. kenapa papa sembunyikan semua rasa sayang papa pada saya dengan seperti ini, maaafkan aku papaaaaaaaa telah sia2kanmu'..

Kini Papa sudah tidur dengan mimpinya yang panjang dan kutahu papa tak pernah terbangun lagi, namun kutahu papa sudah tersenyum melihatku sudah temukan jalan keBenaran itu.. Papa sudah kuantarkan ke peristirahannya di TPU sawangan diantara makam-makam para Muslim yang sudah wafat terdapat Nisan Salib satu2nya tempat papa tertidur, aku bangga dan bersuka cita berdiri diantara saudara MUSLIMku kami tetap berSaudara tanpa ada perbedaan.

CHARLIE SAHETAPY, adalah seorang Aktor Film dan Teater.. Semasa hidupnya sudah berAkting di sejumlah film,antara lain: Terminal Cinta, Perawan Desa, Pulau Cinta,Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa, Selamat Tinggal Masa Remaja, Serangan Fajar, Penghianatan G 30 S PKI, Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi, Matahari- matahari, Ketika Cinta Harus Memilih', dll

Prestasi:
(1). Nominasi Pemeran Pembantu Pria FFI- 1980 - dalam 'Yuyun Pasien Rumah Sakit Jiwa,
(2). Pemeran Pembantu Pria FSI -1995 dalam 'Nyai Dasima.

2 komentar:

  1. bapak yang jadi lettu doel arief

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betuuuul di Film Penghianatan G.30.S PKI /sutrd.Arifin C Noer - besutan tahun 1982

      Hapus