Selasa, 02 September 2014

ERMY KULLIT



ERMY KULLIT

“ Salena Jones Made In Indonesia “
Oleh : Jose Choa Linge II,


Dahulu “Rumahku di Night Club”. Demikian Ermy, sapaannya, membuka perbincangan saat saya jumpai di kediamnnya Villa Bukit Nusa Indah – di Ciputat. Diakuinya, sejak menjadi Muallaf beberapa tahun lalu, Ermy lebih banyak berdiam dirumah bila sedang tidak beraktifitas. Tidak lagi Night Club atau Pub sebagai rumah persinggahan. Tapi, sekarang sudah berbalik 90 derajat menjadi “Rumahku Istanaku” katanya kepada saya.

Bagi pemilik nama lengkap Ermy Maryam Nurjannah Kullit, dunia musik bukan dunia yang baru. Jauh sebelum dikenal sebagai penyanyi Jazz kenamaan milik Indonesia, Ermy sudah malang melintang sebagai penyanyi dibeberapa Night Club dan Hotel di Dalam Negeri bahkan sempat menyanyi di Luar Negeri dan di beberapa Negara Asia seperti: Singapura, Malaysia dan Bangkok. Ibu dari seorang puteri cantik Nurul Aini, buah pernikahan keduanya dengan Muhammad Ramli Enci Abd. Rojak. Kelahiran Manado 13 mei 1955 ini sebelum dikenal lewat alunan tembang Kasih dan Pasrah, sudah terlebih dahulu menelurkan album rekaman dalam bentuk Piringan Hitam pada tahun 1974. Dimana, album tersebut Ermy Khusus membawakan lagu-lagu-nya Favorite’s Grup berjudul Cinta, dinyanyikan dengan musik standar (Pop Indonesia).

@Karir dan Night Club
Berbicara tentang perjalanan karier Ermy Kullit, memang terasa panjang. Karena semasa menetap di Manado, Ermy diusia belia sudah mendapat kesempatan menunjukkan kebolehannya di pesta-pesta Ulang Tahun dan Perkawinan Kerabatnya. Waktu bergulir, Ermy baru merasa benar-benar bernyanyi semasa duduk di bangku sekolah kelas 3 SMP dan sering tampil dipanggung-panggung terbuka secara tunggal maupun bersama beberapa Band yang pernah sebagai Vokalis antara lain: Meliska, Nada Yudha, De’ Inst, De’ Logis dan De’ Nost untuk mengadakan Show-show dikota Manado dan sekitarnya. Sejak menginjakkan kaki di kota Jakarta tahun 1973, Ermy diterima bernyanyi di Hotel Marcopolo bersama almarhum Melky Goeslow, sebelum berpindah ke LCC. Ditempat baru inilah, Ermy betul-betul fokus. Menurutnya, menemukan suasana kekeluargaan dan semau sang penyanyi karena tanpa ke ter-ikatan kontrak Manajemen. Di tempat ini konon gudangnya penyanyi dan pemusik top dimasa itu seperti : Deddy Damhudy, Rudy Damhudy, Ivo Nilakresnha, Christine Sukandar, Januar Ishak dll. Ermy banyak menimba ilmu “Dari seringnya melihat, mendengar, bergaul dan tidak malu bertanya kepada yang lebih senior, kesempatan itu akan terbuka lebar-lebar”. Apalagi, hanya dia satu-satunya penyanyi dari kampung yang ‘tentunya sesuatu kebanggaan tersendiri bisa bersanding dengan mereka’. Sebelum bertolak ke Negara Malaysia, Singapura dan Bangkok selama kurung waktu beberapa tahun. Ermy pun sempat juga merasakan menyanyi di Copacobana dan Tropicana, masih membawakan lagu-lagu standar (Pop Indonesia) dan menguasai jenis lagu berbagai irama dari Dance, Waltz, Chacha sampai kepada irama Pop Hot untuk menghangatkan suasana.

@Antara Salena Jones dan Ireng Maulana
Tahun 1981, Ermy kembali ke Indonesia dan menyemarakkan lewat suara khasnya di beberapa hotel berbintang sebelum betul-betul memutuskan pilihannya bernyanyi di “Jaya Pub” milik pasangan Aktris dan Aktor terkenal Rima Melati dan Franz Tumbuan. Dari sinilah awal langkah penyuka memasak masakan khas Manado ‘Woku’ ini, mulai memanjakan telinga pecinta musik Jazz dengan lagu-lagu “Salena Jones” seperti: “Sentimental Journey, Sunmertime in Venice, April in Paris “ yang sudah sangat dikenal oleh pengunjung pub. Menurutnya, siapapun penyanyinya sudah pasti membawakan lagu-lagu dari Salena Jones. Bahkan banyak teman-teman sesama penyanyi dan pengunjung pub bilang ke saya ‘Suara ellu, kayak dia (Salena Jones) atau suara dia (Salena Jones), kayak ellu’ Tepatnya sebagai “Salena Jones Produk Indonesia”. Ditempat ini pula adalah awal pertemuannya dengan pencipta lagu dan pemusik jazz handal “Ireng Maulana”. Kalau disinggung, siapa-siapa saja orang yang berjasa dalam karier bermusik Ermy?. Sudah pasti, Ireng Maulana-lah orang yang pertama disebutnya!. ‘Beliau, tidak hanya sebagai mitra kerja. Bagi saya, beliau adalah Suami dalam bermusik saya. Beliau, orang yang paling tahu dan bekerja keras mencari lagu mana yang cocok dengan Kullit (Panggilan Ireng Maulana Ke Ermy Kullit). Saya hanya duduk manis dan terima bersih Hahaha…’. Setahun kemudian, Ermy merilis Album ‘Jazzy Dixie’. Album ini berisi lagu-lagu pop Indonesia yang sudah dikenal dan top di eranya, seperti misal: Nikmatnya Cinta, Kidung, Widuri, Mimpi, Benci Tapi Rindu dan lain-lain. Lewat album yang diedarkan perusahaan Irama Tara ini, Ireng Maulana tidak hanya mendampinginya sebagai penata musiknya tapi juga penggagas sebagai debut awalnya ke dapur rekaman dengan mengusung lagu-lagu jazz. Lewat album ini, perlahan-lahan penikmat musik jazz menerima kehadiran Ermy Kullit yang “bagaikan setitik air di padang tandus” menanti regenerasi setelah Margie Sigers dan Rien Djamain.

@Kasih dan Pasrah
Pada 1983, Ermy kembali berkolaborasi dengan Ireng maulana menelurkan album ‘Bossas’ lagu-lagu karya cipta sang legendaris ‘Rinto Harahap’. Disusul tahun berikutnya, masih bernaung dibawah perusahaan rekaman Granada Record merilis album berjudul ‘Cintaku Abadi’ ciptaan Buche Tess. Kemudian, meluncurkan album keduanya ‘Walau Dalam Mimpi’ diciptakan David Messakh. Lewat persembahan kedua albumnya ini, Ermy sudah terlihat menjadi tonggak pendewasaan bernyanyi-bermusiknya sebagai kekuatan interprestasinya pada musik jazz sebagai pilihannya dan gerbang kesuksesan-pun terkuak sudah!!. Benar saja…lagu ‘Kasih’ ciptaan Richard Kyoto yang direkam tahun 1986, membawa Ermy melayang dilangit ke tujuh. Segala puja-puji ditujukan kepadanya dan disikapinya dengan kerendahan hatinya bahwa apa yang semua di perolehnya adalah upah dari hasil kerja kerasnya selama ini dan tentunya berkat campur tangan Allah SWT. Lewat album inipun, Ermy di Nobatkan sebagai “penyanyi jazz terbaik” pilihan angket pembaca tabloid Monitor dan Nominasi sebagai album terbaik oleh BASF AWARD. Lagi-lagi, Ermy kembali menjadi buah bibir dengan keberhasilannya pada lagu ‘Pasrah’ ciptaan Ryan Kyoto. Sehingga, mudah ditebak. Hanya dengan kekuatan vokal yang memberi kesan eksotik sebuah lagu akan menuai sukses diolah seorang Ermy Kullit. Tentunya, tanpa mengenyampingkan Ireng Maulana yang setia mendampinginya mencetak hits-hits pada album-album kelanjutannya seperti:, ‘Sesal, Rela, Tergoda, Sendiri dan album “Blue berry Hill” yang direkam secara live di Singapura bergandengan dengan Ireng maulana All Stars. ‘Saya, sangat bersyukur diberi karunia talenta suara oleh Allah SWT. Sehingga sampai hari ini, kapan dan dimanapun saya menyanyi(Show). Ke dua lagu ini (Kasih dan Pasrah) dari pertama beredar 20 tahun lalu masih diminta (diminati) dan menjadi Repertoire (tidak perlu ditulis / request). Itulah hebatnya lagu tersebut!!.

@Pindah ke lain Hati
Disela kesibukannya sebagai “Ketua Bagian Kesejahteraan Sosial di PAPPRI” tidak menyurut- kan langkahnya mempersembahkan yang terbaik dari seorang Ermy Kullit, demi memberi kepuasan kepada penggemarnya. Menurut Ermy ‘Sesekali selingkuh diluar Ireng Maulana, walaupun harus kawin dulu (?) dalam bermusik tentunya’. Bisa dinikmati pada album Kolintang ‘O, Ina Ni Keke’ dengan Rupata Grup atau pada album ‘Siapa Sangka’ dengan Kwartet pakar musik seperti Fariz RM, Billy JB, Chandra Darusman dan Purwatjaraka. Bahkan, album kolaborasinya dengan Indra Lesmana ‘Saat Yang Terindah’ menjadikan sebagai “Album Terbaik” di ajang bergengsi AMI SHARP AWARD tahun 2000. Ermy, dapat juga dijumpai ke-elokan kolaborasinya dengan beberapa penyanyi tangguh, pencipta dan pemusik jempolan Tanah Air seperti Benny Likumahua, Didiek SSS, Johan Untung, Levy, Tito Soemarsono, Michael Idol pada lagu ‘Untukmu’ dan pada album ‘Salahkah’ bersama Primavera – The Beginning. Ermy Kullit membuat persembahan yang spektakuler ber Latin-Ria. Bisik-bisik sesama pemusik, Ermy dalam waktu dekat ini akan meluncurkan album solo dengan di iringi sang pianis Buby Chen. ‘Masih dalam tarap pembicaraan dan pengumpulan lagu-lagu’, ungkapnya di suatu hari. Sedianya dipersembahkan sebagai karya terbaik untuk Negeri ini….Amin!!.

“ Mapalus” dan “Si Tou Timou Tumou Tou” (“Bekerja Sama” dan “Manusia Hidup Untuk Menghidupkan Manusia Lainnya”) Tetap bergelora di hati kita semua!! (By : Ermy Kullit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar