Minggu, 01 Juni 2014

ANDY CAROL




ANDY CAROL


Andy Carol mengawali karir akting dari sebuah group Teater bertempat di ‘Gelanggang Remaja’ pimp. ‘Sudibianto’ –Jalan.Otista Raya, Jakarta Timur, kemudian berlanjut di ‘Sanggar Prakarya’ yang berTempat TIM (Taman Ismail Marzuki) diAsuh oleh Alamarhum ‘Sucahyono R’. Suatu hari lewat sebuah berita harian Surat Kabar terbaca oleh Andy Carol ‘Mencari Calon Pemain Anak-anak’ dan lewat tangan Aktor peraih Piala Citra FFI- 1980 lewat film ‘Rembulan Dan Matahari/sutrd.Slamet Rahardjo’ HASSAN SANUSI, Andy Carol bersama anak-anak sebaya lainnya bertandang ke Rumah Produksi PT. Sri Agung Utama Film Pimp.Julies Rofi’ie yang akan memperoduksi Film Anak-anak berjudul SAMTIDAR.

Andy Carol yang memang sangat berkeinginan menjadi Bintang Film, tidak menyia-nyiakan kesempatan baik ini dan menganggap bekal yang sudah didapatnya di Dunia Teater dianggapnya sudah menjadi pegangannya untuk melangkahkan kakinya kedunia yang diImpikannya menjadi aktor terkenal. Kesempatan berikutnya Andy Carol sering berTandang ke Rumah Produksi tersebut sehingga sutradara film Samtidar ‘Ikhsan Lahardi’ merasa terusik dan menunjuk sendiri Andy Carol sebagai pemeran ‘Samtidar’ di Film ‘Samtidar’ tersebut setelah usai ditest dan diNyatakan lolos dan memenuhi persyaratan.

Film Samtidar diProduksi pada tahun 1972 dengan sederet pemain antara lain: Andy Carol, A Hamid Arief, Rina Hassim, Ellya Rosa, Hassan Sanusi, Wolly Sutinah & Naomi M, dll. Film ini benar-benar sungguh luar biasa dimasanya ditunjuk sebagai film Pendidikan dan direfrensikan ke sekolah-sekolah sebagai film layak tonton oleh Menteri ‘Mukti Ali’. Film inipun berhasil diperhitungkan di kancah perolehan Piala Citra FFI di Jakarta untuk pemeran Aktor Cilik ‘Andy Carol’ yang menyisihkan rivalnya ‘Rano Karno’ lewat film Maling Kundang bersanding dengan ‘Dewi Rosaria Indah’ sebagai Aktris Cilik lewat perannya yang gemilang ‘Pemberang’ masing-masing perolehan Piala Citra FFI 1973 di Jakarta.

Andy Carol Malcorps adalah putra bungsu dari ‘lima’ bersaudara (Yossy/Female + Nora/Female, + Linda/Female -Holland+ Pieter/Male - Holland), adalah kelahiran Surabaya, 10 Maret 1958 dari kedua orang Tuanya yang keturunan Belanda-Ambon ‘YC Malcorps (Ayah/Belanda) & Maria Elizabeth Hubneer (ibu/Ambon-Belanda). Kehadirannya lewat debut awalnya difilm Samtidar terus berlanjut dan semakin mempopulerkan namanya setingkat Rano Rarno, sejumlah film-film yang diBintanginya sebagai pemeran Utama seperti: Tabah Sampai Akhir/sutrd.Lilik Sudjio (Rano Karno & Astri Ivo), Senyum Dan Tangis/sutrd.Arizal (bersama: Rano Karno, Dewi Irawan, Sherly Malinton & Tino Karno). Sayangnya Andy Carol sejak menyelesaikan Film Sebelum Usia 17/sutrd.Montinggo Boesje (bersama: Rano Karno, Ernie Djohan, Nanien Sudiar & Juny Arcan) benar-benar pergi meninggalkan Tanah Air menuju Negeri Kincir Angin untuk melanjutkan studi dan menemui orang tuanya yang menetap disana.

Akhir tahun.1975 adalah Keputusannya meninggalkan keharuman namanya di kancah film yang membesarkan namanya di tanah Air adalah keputusan mutlak untuk mengejar cita-citanya sebagai seorang Aktor, Sutradara dan bermukim di Holland selama ‘enam’ tahun lamanya. Bila ditanyakan kesan-kesannya semasa kecilnya saat berkecimpun di film langsung dia berbinar-binar mengisahkannya, bahw: Film ‘Samtidar’ itulah yang tidak bisa saya lupakan, lewat peran ini perolehan sebagai gelar tertinggi yakni Piala Citra tahun.1973 saya peroleh demikian juga lewat film ‘Senyum Dan Tangis’ untuk keDua kalinya saya memperoleh penghargaan terTinggi dikancah perFilman Indonesia tahun.1975 di Medan.

Keputusannya untuk kembali ke Tanah Air pada Desember, tahun 1980 saat mana Rumah Peroduksi PT.Young Bros Film menyambanginya langsung diApartemen Andy Carol di Belanda dan meminta untuk mendukung Film ‘ Butir-Butir Cinta Tak Bertepi/sutrd.SA Karim (Bersama: Gina Adriana,Onnes HolmansYatti Surachman,dll). Tanpa pikir panjang Andy Carol yang menginjak Remaja sudah sangat-sagat merindukan Tanah Air terCintanya Indonesia, berceloteh bahwa: ‘Seenak-enaknya negeri orang lebih enak negeri sendiri’. Andy Carol yang meRindu kampung halaman seperti mendapat ‘Lotere’ betapa tidak, bisa kembali ke Tanah Air dan mendapat tawaran bermain film pula adalah kebahagiaan yang tak dapat dilukiskan dengan kalimat. Kedatangannya di Bandara Udara International Halim Perdana Kusumah Indonesia adalah pilihan mutlak, terlihat diantara banyak penjemput para penumpang dari Negara Belanda nampak sahabat semasa kecilnya diFilm ‘Sherly Malinton’ datang menjemputnya dan Andy Carol akan merenda hari esoknya dengan melanjutkan sisa impian masa kecilnya untuk gapai impiannya yang pernah terTinggal.

Kemudian Andy Carol kembali bermain diFilm ‘Anaku Terlibat/sutrd.Arto Hadi-1983 (bersama: Cok Simbara, Cherry Ivon, Waty Siregar, Marlia Hardi, dll) dan Cinta Yang Terjual/sutrd.Yazman Yazid- 1986 (bersama: Dewi Irawan, Ray Sahetapy, Ade Irawan, Yatti Surachman,dll). Sayangnya peran pembantu untuk di film Si Kabayan dan Anak Jin/sutrd.Henky Solaiman – 1991 mendampingi Didi Petet sebagai Si kabayan dan Nike Ardilla sebagai Nyi Iteung pupus sudah gara-gara peran sebagai sahabat Si Kabayan posisinya diGantikan pemeran lain tanpa kompirmasi terlebih dahulu sehingga ketidak nyamanan ini dilaporkan Andy Carol ke pengurus Parfi pusat.

Tidak lama setelah sekembali di tanah Air dan menyelesaikan Film Butir-butir Cinta Tak Bertepi, Andy Carol menemukan tambatan hatinya dengan Gadis Palembang dari ‘Pagar Alam - Sumatera Selatan’ yang dikenalnya di rumah salah seorang kawannya didaerah Halim bernama ‘Musleni’ mantan Pemain belakang (Bek kanan) Sepak Bola Club Saburai Putri – Lampung dan pemain Volley Putri ini terbilang unik. Andy Carol sempat terbang dengan pesawat mengejar cintanya di Lampung saat Musleni atau biasa dipanggil ‘Leni’ pulang kampung, apa sih yang menarik dari seorang Gadis Tomboy itu?.. terjawab sudah bahwa dibalik kePerkasaan wanita ini ternyata dia jago soal masak memasak di dapur, pujinya. Ayahnya ‘YS Malcorps’ di Belanda berkirim surat ke Ayah Musleni ‘Abdul Kadir Seniang’ di Lampung menyetujui pernikahan anaknya Andy Carol dan menyerahkan semuanya urusannya di Indonesia sebagai tanda merestui. Yang masih mengganjal dalam pernikahan ini adalah perbedaan keYakinan dimana Andy Carol adalah penganut Katolik sementara Musleni penganut Islam adalah kendala dimasa itu, sehingga Musleni memberikan pilihan ‘mau dinikahi asalkan Andy Carol berpindah keyakinan’ dan Andy menyetujui kesepakatan itu namun belumlah yakin sang calon mempelai wanita dan memberikan persyaratan lain dengan memberikan sebuah buku panduan ‘Dialog Antara Agama Islam & Kristen’ untuk melihat kesungguhan hati Andy Carol atas pilihannya dan Musleni tahajud meminta petunjuk karena disaat sama ada ‘tiga’ pilihan berat menerima pinangan pria lain disaat yang bersamaan.

Tepat tanggal 6 Agustus 1981, Andy Carol melancarkan Ijab Kabul dengan sempurna dan sebelumnya mengucapkan Syahadat “Asyahadu an Laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah” menyambut keyakinan barunya ISLAM. Acara resepsi diadakan di Pagar Alam- Palembang, Sumatera Selatan tempat orang tua pengantin perempuan Musleni ibu ‘Kalsum sandaran’. Selama dalam mengarungi bahtera rumah tangganya, apalagi rumah tangga seorang pekerja seni yang hanya mengandalkan makan di film adalah sesuatu yang mustahil bisa membesarkan dan menyekolahkan ke ‘lima’ anak2nya dan ‘tiga’ diantaranya sudah menjadi ‘Sarjana’ ‘Elie Carolenne (31tahun/Female) + Claudius Cecar (30Tahun/Male) + Claudia Carla Macklien (28Tahun/Female) + Cloudy Maoren (20Tahun) & Ivander Axel (18Tahun) dan ‘dua’ cucu ‘Cakra (3,5Thn) & Alvaro (2Tahun)’ adalah karena kehadiran seorang wanita pekerja keras sebagai penopang disaat sang suami sedang tidak mendapat proyek film. Pahit dan Getir adalah makanan kami sehari-hari dan kami telan berdua, tak pernah sedikitpun kami berhutang atau meminta dan kami percaya Tuhan Maha kuasa tempat kami berkeluh kesah dan Alhamdulillah semua bisa kami atasi ungkap istri Andy Carol ‘Musleni ikut buka suara.

Sebenarnya Andy Carol tidak benar-benar menghilang, namanya masih berkutat di kancah Film walau di belakang meja ‘jabatan’ sebagai Sutradara untuk Film Fragment Produksi TVRI seperti: Drama Remaja (1987), P4D (1989), Mengalahkan Badai (1990) , Pengertian (1991). Kemudian sebagai ‘Pencatat Script’ untuk Film sbb: Si Buta Dari Gua hantu/sutrd.Dasri Yacob (1993/RCTI), Dalang Ambara/sutrd. Fred Wetik (1994/RCTI), Menghitung Hari/sutrd.Enison Sinaro (1995/SCTV) & pernah menggarap Video Klip ‘Obbie Messakh’ judul lagu ‘Hati Yang Luka’ sebagai: Sutradara (1996/TPI). Andy Carol pun masih berkutat di sinema elektronik dengan sejulah judul-judul sbb sebagai Ast sutradara: Menuju Jakarta Tertib & Tentram/sutrd.Yan Darsono (1996), Topeng + Kutukan Ibu + Catatan Kehidupan/sutrd.Bazar Kadaryono (1997/ANTV), Di Ujung Jalan/sutrd. Alan W (2000/SCTV) dan berAkhir di tahun 2002 berjudul ‘Kantak/sutrd. Anoy Orlando (RCTI), tapi sayang karya terAkhir dari Andy Carol belom tayang sampai sekarang.

Sebenarnya Andy carol merasa kecewa ada beberapa sahabat-sahabat sesama pekerja seni yang dahulu pernah di didik, dibina menjadi orang sukses bahkan dibantunya, sampai hari ini seakan membuang muka tak peduli siapa yang pernah membuatnya sukses tak pernah mau menengok kebelakang atau mengucap ‘terimakasih’ atau apalah namanya yang disebut ‘tahu diri’ sebagai bahasa kasarnya. Diakhir keResahannya dan keRinduannya sangat besar untuk kembali keduania Film, namun rasanya nama besarnya dahulu sebagai pemegang Piala Citra tak berarti apa-apa lagi dan nama Andy Carol berlalu tersapu angin mengganti nama2 baru yang lebih Gres. Diakhir wawancara ini dikediamannya dibilangan Cililitan- Jakarta Timur, Andy Carol berkata ‘Saya pernah ada sebelum kamu ada dan saya tetap ada kamu sudah tiada’ ... Sekian.

Selamat Ulang Tahun ANDY CAROL ke 58Tahun (Thn.2014), Panjang umur serta Mulia selalu... Allah SWT senantiasa bersamaMu, Amin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar