Senin, 02 Juni 2014

AIDA MUSTAFA



 



AIDA MUSTAFA...

Adalah salah satu artis penyanyi yang merasakan rekaman diNegara Singapura baik album Pop, Mandarin, Barat maupun Keroncong, kehadiran albumnya saat itu selalu dinantikan para pecintanya di Indonesia maupun dinegara Singa dan Malaysia , katakanlah pada lagu 'Akhir Cintaku, Kutunggu Jawaban, Anak Kukang, Derita Hatiku, Rangkaian Melati, Janji Kosong Belaka, Sarinande, Kebile-bile, Menanti,  Dimana Kan Kupetik Buga, Lambaian Bunga, Kisah Seorang Wanita, Mengapa Menangis, Renunganku, Tudung Priuk,dll. Penyanyi cantik ini, sempat menetap selama kurung ‘empat’ tahun lamanya dari tahun 1969 sampai dengan 1973 aktifitasnya dikontrak menyanyi dari recording Philips dan sempat pula selama ‘satu’ tahun menetap di negeri Jiran dikontrak menyanyi di Hotel Miramar – Malaysia sebelum bertolak ke Singapura.

Mesayu Aida Rozana Mustafa, begitulah nama panjanngnya adalah penyanyi keturunan 'ningrat' Palembang yang masih menggunakan nama depannya "Mesayu”. Terlahir di jakarta, 23 September 1951 dari Ayah yang bernama ‘Mesagus Mustafa (alm)’ dan Ibu ‘Hj. Masroro Moertiningroem Mustafa (saat ini berusia 84Thn)’ adalah anak pertama dari 4 bersaudara, masing-masing  adiknya Mesagus Amran Djoufani (Alm), Mesayu Aliza Susanna Puspita  Mustafa (Ita Mustafa) &  Mesayu Andartini Gusfita Mustafa.  Ternyata penyanyi ini memulai menyanyi saat usianya menginjak 16 tahun,  debutnya diRecording lewat persembahan ‘Yang Di Tinggalkan/cipt. Surni Wwarkiman & M Nizar  dan menurutnya hanya berdua Ita Mustafa yang berkecimpun ke dunia seni dan kedua orang tuanya sangat mendukung Aida Mustafa berKesenian. 
Aida Mustafa yang usianya selisih lebih tua ‘enam’ bulan dari sepupunya ‘Tetty Kadi’, menuturkan secara blak-blakan bahwa diantara mereka sering sekali saling membantu soal urusan ‘Nyanyi – menyanyi’  contohnya bila Tetty Kadi yang memang sudah domisili di Bandung di haruskan berlatih bernyanyi diJakarta maka posisinya otomatis akan digantikan Aida Mustafa dan bila tiba hari ‘H’ maka baru muncul Tetty Kadi yang sesungguhnya bernyanyi menggantikan peran Aida Mustafa tadi. Penyanyi cantik dan awet muda inipun menceritrakan secara gamblang soal hubungan kerabat dengan A Riyanto dan Christine maupun Tetty Kadi, akhirnya kepada penulis dia menceritrakan bahwa dengan Tetty Kadi masih kerabat dekat sepupu-an dari ibunya bersaudara kandung  dengan bapaknya Tetty Kadi, sementara  dengan A Riyanto maupun Christine  masih kerabat dekat dari ibunya Tetty Kadi.  Begitu pula  saat pertama kali menginjakan kaki diPeta Musik Indonesia adalah bakat alami dan nama  seorang  ‘Lym Campay’ menyertakannya menyanyi di TVRI dan show panggung maupun nama ‘Hamid Gruno’ adalah orang-orang yang berjasa dikarirnya yang selalu diingatnya.

Lewat tangannya dia juga mengorbitkan adiknya Ita Mustafa si peraih Piala Citra FFI-1981 dalam film Gadis Penakluk sbg Pemeran Pembantu dan Ita Mustafa adalah artis Remaja yang masuk hitungan akting berkualitas dan pernah sebanyak ‘dua’ kali masuk Nominasi sebagai AktrisTerbaik untuk Film ‘Bukan Istri Pilihan-1982 & Tinggal Sesaat Lagi-1987’ sbg Pemeran Utama. Mesayu Aliza Susanna Puspita  Mustafa  atau nama yang dikenal ‘Ita Mustafa’, pernah juga mencoba menjajal suaranya di tangani Group Bimbo lewat album 'Cantik' maupun album keroyokan bersama teman-temannya sesama Artis film. Sayangnya Ita Mustafa tak pernah ingin kembali menjadi seorang penyanyi mengikuti jejak kakaknya Mesayu Aida Mustafa, karena dia  merasa nyaman didunianya yakni Akting disaat pertama kali sang kakak memperkenalkan dunia film itu adalah pilihan yang Ita Mustafa sudah membuatnya jatuh cinta dan tak ingin menerima cinta dunia lain.
Sosoknya sebagai seorang pejabat dilingkungan Rukun Tetangga (RT) di daerah elite Menteng, sudah disandangnya dari tahun 1990 hingga sekarang ini jabatan sebagai ibu RT masih di percayakan padanya yang memang menurut penulis sangat tepat sekali karena sosok tegasnya tanpa pandang bulu dia berlakukan undang-undang yang setiap warganya harus dituruti. Begitu pula nama Aida Mustafa sepertinya sudah meLegenda dan menjadi buah bibir sesama musisi dan penyanyi dimana  selalu memikirkan para sahabat2nya untuk selalu bersama dan mengkoordinasi ajang ‘Temu Kangen Komunitas Musik era 60-70-80’an yaitu ajang kebersamaan dimana kehadiran kumpul2 ini sebagai ajang silaturahmi atau ajang Reuni dan tanpa memikirkan hitungan 'Angka’. Langkahnya untuk memulai tentu saja bukan perkara mudah seperti semudah membalikan telapak tangan?, justru sebaiknya  dari kubu teman-teman sesama penyanyi ada mencibir atau katakanlah dengan sindirin yang menyakitkan hati sebagai ‘Aida Mustafa cuma mau mencari tenar sendiri’.,, Masya Allah.
Dia menambahkan bahwa ‘ketika masih pakai nama “Gema Silaturahmi 60-70”, artis musisi dan penyanyi yang terkumpul ketika itu ada 64 orang bahkan musisi dari Bandung ikut gabung dan salah satunya ‘Alm.Delly Rollies ikut turun gunung.  Musisi banyak merasa tertolong dan berterima kasih karena lewat ajang ini semangat untuk berkesenian timbul kembali, seperti pengakuan Noor Bersaudara kepada saya bahwa berkat Aida Mustafa-lah mereka muncul lagi menyapa para prncintanya. Bayangkan nama-nama seperti:  Rachmat Kartolo, Harry Nurdi, Trio Visca, Nidya Sister, Tuty Subardjo, Nasution Sister, Vivi Sumanti, Zwesti Wirabuana, Mamiek Slamet, Aria Junior, The Singers, dll yang sudah lama tak terdengar sontak muncul diacara yang dikelolanya adalah hal luar biasa.   Menurutnya lagi, bekerja dengan musisi pria itu sangatlah menyenangkan tidak ribet dan gampang diatur dan senang bekerja  dengan  para sahabat2nya yang saling bahu-membahu seperti ‘Moteh Mokoginta (alm), Mindo, Sys NS,  Eddy Silitonga’ dan pembagiannya untuk pria-pria ini adalah musik dan urusan panggung, selebihnya adalah urusan Aida Mustafa yang juga seorang artis dan pernah jadi Primadona dijamannya. Bisa dibayangkan bagaiman soal mengurus tetek-bengek, mulai dari menghubungi sesama rekan artis penyanyi sampai dengan urusan perIjinan hingga mencari lokasi show atau penayangan di stasiun Televisi, adalah bukan pekerjaan yang mudah bukan..?
Begitulah, bila sudah berhadapan dengan artis susah-susah gampang peran kita menjadi ganda seperti ‘Host’ meramaikan suasana dan memimpin acara sampai akhir tanpa cela atau setidaknya meminimalis kekurangannya.  Memang saat sekarang sungguh sangat sulit  dan sepertinya sudah tidak ada ruang untuk para artis-artis senior baik diMedia cetak apalagi yang namanya saluran Televisi swasta yang sudah bertabur sepertiya nama-nama mereka sudah kadaluarsa dan menganggap mereka ‘sudah tidak layak dijual karena tidak ada iklan yang mau pasang’. Harapan satu-satunya adalah televisi TVRI, hingga hari ini program acara Musik Nostalgia masih menggandeng para Musisi dan Penyanyi senior ini, sehingga rasa rindu mereka kepada para pencintanya sudah tersampaikan.

Aida Mustafa pernah juga hadir mengisi semaraknya Film Indonesia seperti: 'Musuh Bebuyutan, Benyamin Jatuh Cinta, Raja Copet, adalah jenis film-film yang ‘konyol’ diperankan Benyamin S dan Ida Royani.  Keterlibatan nama Aida Mustafa disejumlah film ini karena persahabatannya dengan Benyamin S sehingga para sutradaranya meminta ikut bermain bukan sebagai cameo tapi mendapat peran penting.  Begitu pula saat terlibat di film garapan sineas jempolan ‘Sjuman Djaya- Pinangan’, lagi-lagi Aida Mustafa diperlakukan sangat istimewa dibanding pemeran lainnya karena dia percaya sebuah kalimat ‘solmet’ sehingga datang dan kembali diantar jemput oleh sutradaranya sendiri.  Begitulah seorang Aida Mustafa sangat menjaga dan menjunjung tinggi yang namannya arti ‘sahabat’ bukan  karena tujuan memuluskan jalan bekeseniannya tapi karena ikatan yang bernama ‘persaudaraan’ selalu dijaganya.

Terakhir tahun 2008 bersama sahabat2nya 'Titiek Hamzah,Rita Nasution,Titik Sandhora, Nuke Affandy,Lilies Suryani,Henny Purwonegoro, Ernie Djohan,Zwesty Wirabuana, Laily Dimyatie masih hadir meramaikan Blantika musik indonesia mengusung lagu ciptaan Dorce Gamalama 'Masih Ada', walau album ‘Temu Kangen’ ini tidak mendapat respon kembali di peta musik indonesia, setidaknya para penyanyi senior ini sudah memberi yang terbaik untuk Negeri dan Musik Indonesia tentunya. Nama Aida Mustafa, masih mempunyai kharisma dimata para Musisi dan Penyanyi saat baru-baru ini (Sabtu,6 Juli 2013) kembali mengumpulkan para sahabat-sahabatnya di acara silaturahmi yang berbungkus ‘Temu Kangen’ dalam merayakan Ulang Tahun pernikahan pimpinan band legendaris Arulan ‘Sjahrul G. Bajumi dan Zuraida’ ke 40Tahun dan sekaligus merayakan Ulang Tahun kelahiran sebuah group band yang bernama ARULAN/pimp.Sjahrul G. Bajumi yang ke 53 Tahun. Kabarnya dalam dekat ini (Sabtu'7 Juni 2014) setelah vacum selama hampir 'tiga' tahun, kembali bersama rekan Seniman lainnya seperti Sys NS,  Gatot Sudarto-The Disc, Mindo, JCL  akan menggelar Temu Kangen 'Komunitas Musik dan penyanyi era 60-70-80'an dan melibatkan Ratusan insan Seni yang terlibat didalamnya.. Luar biasa!!

Sosok Aida Mustafa memang pantas diberi julukan perempuan ‘Kartini’ masa kini, yang tidak ingin berpangku tangan diam ‘duduk manis’ seperti ‘Primadona Panggung’ melihat para seniman  Indonesia terlecehkan, tersingkirkan dan tertimpa musibah ‘sakit’.  Rasa sesak didadanya bergemuruh, berontak dan melawan mencari upaya apa yang harus dikerjakannya dan dilakukan buat sahabat-sahabatnya. Contoh kongkrit adalah penyanyi si ‘Gang Kelinci’ Almh. Lilis Suryani, semasa hidupnya Aida Mustafa memperjuangkan ke PEMDA untuk dibuatkan surat ‘pengakuan’ agar tercatat nama Lilis Suryani  sebagai penyanyi LEGENDARIS  secara resmi. Begitu pula saat mana penyanyi ‘Tiga Malam’ ini mengalami sakit dan membutuhkan dana yang tidak sedikit, sekali lagi nama Aida Mustafa & Eddy Silitonga bahu membahu membuat acara ‘funrising’ tujuannya meggalang dana biaya pengobatan Lilis Suryani. Aida Mustafa, yang selalu tak pernah ‘berhitung’ apa yang sudah diberikan kepada para sahabat-sahabatnya dan sering pula mengingatkan para sahabat-sahabat seninya, bahwa ‘bila saatnya tiba ajal menjemput, maka kita tidak mungkin akan berjalan sendiri ke kuburan’. Ini dilakukanya karena menurutnya masih ada para sahabat-sahabat seninya yang masih belum tergerak hati nuraninya mau saling bahu membahu dan saling bergandengan  satu sama lain menyertakan para sahabat-sahabat yang lebih mendahului dengan menghantar keKuburan dengan memberi salam penghormatan diakhir hayatnya... Terimaksih kami sampaikan segala upaya sepak terjanmu selama ini, kelak nanti, sekarang atau esok namamu selalu menjadi kenangan bagi kami melukis dihati yang paling dalam, karenamulah para musisi dan penyanyi kembali saling berangkulan songsong hari esoknya,Amin.



1 komentar: