Jumat, 31 Mei 2013

IBU MEINAR







IBU MEINAR,
======================
Penulis: Jose Choa Linge

Sang Pejuang Musik dan Cinta Anak-anak Negeri...
Tahun 2013...

Saat langkahkan kaki dikoridor rumah sakit RSCM....Pikiran saya berkecamuk terhadap sosok Ibu Meinar yang terbaring lemah tak berdaya di kamar 205/Lantai 5, belum lagi.. tadi pagi (Kamis,11/4-2013) menerima kabar bahwa akan diadakan tindakan Medis pada diri Ibu Meinar yang sudah sepuh terbalut usia 83 Tahun, ada apa gerangan firasatku ini?

Ya Allah... kubertakzim zikir memohon satu mujizat agar dipanjangkan usia untuk ibu Meinar, rasa kuatir kutepis dan membuang bayangan akan kehilangan kembali para pejuang seni yang telah memberi kontribusi di negrinya dan ibu Meinar adalah salah satu Tokoh wanita Kartini yang tidak pernah henti mencintai dunia Musik dan Dunia Anak-anak khususnya. Teringat dimasa kanak2ku ditahun 70’an saat masih menetap di daerah asalku Makassar, saya setia memandangi Televisi layar Hitam Putih tanpa berkedip dan entah berapa kali sudah kudengar ceritra kakakku tentang keperkasaan sosok Kartini ada pada Ibu Meinar hidup dan mencintai dunia anak-anak sejak awal tahun 60’an bersama para sahabat-sahabatnya AT Machmud/Ibu Mul, Ibu Fat, Pak Dal dan Bapak/Ibu Kasur, itulah yang membawaku untuk mengenalnya lebih dekat tentangnya.

Sosoknya setia duduk didepan Piano mengiringi anak-anak Indonesia Menyanyi lewat acara ‘ Bintang Kecil/Tahun.60’an, Lagu Pilihanku, Ayo Menyanyi dan Taman Indria/Tahun,70’an, banyak sudah anak-anak indonesia yang telah diberi pengajarannya bernyanyi, terdapat sosok 3 bersaudara Marissa, Soraya & Shahnaz Haque, Ibu Besbah (ibu dari Vidi Aldiano) dan bahkan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI pak ‘ Sudomo’ adalah salah satu murid tertuanya dan masih banyak bertebaran nama-nama penting yang sudah tersohor pernah menjadi muridnya tak terbilang angkanya.

Ibu Meinar, Lahir di Sijunjung-Sumatera Barat, 14 mei 1930 dan sauaminya Mufti Nurdin (wafat tahun.1979), hanya melahirkan sepasang anak lelaki yang diberi nama ‘Putra Indra Utama (Wafat tahun.2000) dan Indra Budi (Wafat tahun 2013)’. Kini Ibu Meinar menghabiskan masa tuanya dengan mengajar di ‘delapan’ Sekolah Taman Kanak-Kanak sekaligus al: TK Bintara 1 dan 4-Bekasi, TK Ade Irma dan TK Parkit-Tebet, TK Aisyah 13-Setia Budi, TK Budi Asih dan TK Asri-Halim. Dunia anak-anak tak pernah dia berhenti dan tak pernah mengenal menyerah demi kecintaannya pada anak-anak bangsa dan baginya Rupiah adalah soal bilangan keberapa, adalah kebahagian lahiriyah yang utama telah tertanam disanubarinya bahwa dengan berbagi Ilmu yang dimilikinya maka sangat bermamfaat bagi orang lain dan jika kelak sudah tiada maka dengan ikhlas akan memejamkan mata dengan senyum ketenangan dalam tidur panjangnya menanti akhiratnya dipadang barzah.

Akhirnya lamunan saya tersentak kaget ternyata saya sudah berada didepan Kamar 205/Lantai 5 dan kucoba mengetuk pelan-pelan dan memberi salam, terdengar sahutan suara lemah dari sosok yang terbaring diranjang dengan Infus... tidak lain dialah Ibu Meinar sebagai sosok dari kesahajaan terpancar diwajahnya yang sudah renta termakan usia menyambut dengan seulas senyum suci yang terlihat tulus.

Alhamdulillah... ya Allah, sosoknya kuat seperti Baja ‘Kokoh dan keras’ dia masih mengenal dan mengingat-ngingat kenangan masa lalunya dan menerawang saat berbagi kesedihan ditinggal pergi sahabatnya ‘ AT Machmud dan Mus Mualim’ atau sahabat-sahabat seperjuangannya telah menghadap illahi satu persatu tak bersisa. Bila ditanya soal musik yang disukainya maka ibu Meinar pasti menjagokan Band Lokal ‘Koes Plus’ dan Musik Klasik Bethoven dan kisahnya bergulir menjelaskan foto-foto yang sudah dipersiapkan adik iparnya Ibu Cucu dan ponakannya Novia Luciana yang saya pinjam untuk dokumentasi kelak saya perlukan untuk menunjukan bahwa sosok Ibu Meinar tetap hidup dimasa lalunya dan masih bertahan hidup menghabiskan sisa umurnya dengan berjuta-juta pengabdian pada Negaranya telah memberi bekal anak-anak generasi bangsa untuk mencintai musik Bangsanya disaat sekarang.

Semoga, hari esok yang dinantinya menjadi hari untuk memulai susun rencananya setelah dokter sudah menganjurkan untuk istirahat pulang ke Rumah setelah beberapa hari lalu masih didiagnosa penyempitan otak sebelah kanan, terserang stroke dan jantung membengkak’ kini semua kembali Normal. Ini semuanya karena do’a-doa para sahabat insan seni dan para pencintanya diseluruh Nusantara, yang tak hentinya memberi semangat untuk kesembuhan ibu Meinar dan saat saya tanyak apa rencananya setelah sekembali dari rumah sakit maka dengan spontan beliau berkata ‘bahwa dia tetap mengajar dan masih dengan setia berkendara Bajaj disopiri pak Yanto yang sudah menemaninya separuh umurnya menerobos jalan-jalan ibu kota jakarta atau menunggu bis jemputan sekolah untuk aktifitas dari TK satu ke TK lainnya untuk sebuah hati yang tak pernah tertinggal demi pengabdiannya hanya untuk anak-anak negeri, amin YRA.
Tahun 2015...

Ya Allah... Sangat terkejut saat sosok yang saya kenal ini Ibu MEINAR Kembali alami sakit dan harus diRawat di RSCM, rasa keTerkejutan ini membuat degup jantungku serasa tak menentu, betapa tidak baru beberapa hari lalu mendapat kabar akan mengundang penulis hadir di kediamannya untuk berilaturahim mengadakan Halal Bi-Halal pada tgl.2 Agustus 2015 begitu pesan singkat SMS dari mbq Luciana Darmansyah Wewengkang salah satu kerabat beliau berbunyi "Maaf Lahir Bathin yaaaa, Rencana tgl.2 Agustus 2015 murid2 ibu Meinar mau ada acara HBH dirumah datang yaaaaaaa....". Tiba2 menerima kembali pesan SMS berbunyi "Mas ibu sdh ga ada respon, mohon Do'a yang terbaik buat Ibu", rasa kaget ini semakin menjadi, kenapa harus seperti ini, kenapa harus seperti itu... apakah tidak mungkin diTunda dahulu...?.Tiba2 kutersadar seakan ada tamparan memberi bekas di pipi, tak bisa dipungkiri dalam kehidupan Manusia selalu ada fase yang selalu dijalani dikehidupan, ada SAKIT ataupun ada KEMATIAN & ada Tuhan dimana-mana.

Ibu MEINAR sudah dirawat sejak hari sabtu, 25 Juli 2015 saat kondisinya sudah lemah dan tidak bisa lagi makan, kerabat2 yang mengelilinginya selalu ada 24 jam untuknya. Ibu Meinar yang tiada berdaya segera dilarikan ke Rumah Sakit terdekat dan diTuju RSCM dan dokter mengambil tindakan untuk infus, pemeriksaan jantung, paru2 dan mengambil kesimpulan untuk Rawat Inap. Memasuki hari ini Senin, 27Juli 2015 keadaan ibu MEINAR benar2 dalam titik nadir kondisinya droops dan sudah tidak ada harapan karena Dokter sudah memanggil keluarganya dan memberitahu kepada mereka untuk pasrah dan hanya keajaibanlah yang bisa menolong karena penyakit "infeksi Paru2 sudah kritis menggerogoti tubuhnya yang sisa berbalut kulit... Sahabat2ku, Do'a kalian yang kami harapkan, karena keYakinan penulis 'Ratusan, Ribuan & Jutaan' Do'a kalian sudah sangat berarti yang terbaik bagi ibu MEINAR semoga Ibu Meinar dan kita semua masih dapat menyapa kembali Idul Fitri di Tahun akan Datang.. Amin



3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Saya mohon izin ya, Pak, untuk membagikan link artikel ini di blog saya. Kiranya dapat menginspirasi banyak orang. Saya mengucapkan banyak terima kasih. (adrian)

    BalasHapus
  3. Monggo, jangan lupa cantumin nama penulisnya y

    BalasHapus