Selasa, 25 Desember 2012

EKA SAPTA


EKA SAPTA
A Musical Journey of 3 Generations

Cerita sukses PT.Musica Studio’s yang awalnya bernama Bali Recording, tidak lepas dari nama sebuah band yang kini telah bertahan selama tiga generasi, “EKA SAPTA”. Kolaborasi awal keduanya menghasilkan suatu simbiosis mutualisme yang patut diacungi jempol, karena di satu sisi mengangkat nama band tersebut keperingkat lebih tinggi sementara di sisi lain mengukuhkan keberadaan Musica dalam peta industri musik tanah air.

Boleh jadi, ini berkat perjuangan besar dari sang pencetus jenius sosok dari Yamin (Ceng Li) Widjaya. Sepak terjang sang legenda Yamin Widjaya membuat terobosan baru dengan ide-ide yang luar biasa, diapun melobi sejumlah pelawak dan bintang film kenamaan dijamannya, semisal Rima Melati, Suzanna, Nanny Wijaya, Chitra Dewi, Dicky Soeprapto, Alwi, Udel, Cepot, Us Us, Alice Iskak, Kwartet Jaya (Ateng, Iskak & Eddy Sud)& Oslan Husein cukup membawa harapan baru bagi penikmat musik indonesia. Kebersamaan mereka di kubu Eka Sapta adalah sebuah kombinasi terhebat yang pernah dimiliki group ini, mereka dilibatkan di sejumlah rekaman Long Play / Piringan Hitam dan serangkaian pentas kolosal yang dinamai “Malam Gerak & Lagu”. Yang menariknya pada masa itu, pagelaran ini menawarkan konsep Orkestra, Fashion Show, Operet, Dance Group, Drama, Komedi, Tari & Lagu. Untuk pementasan yang berdurasi 1,5jam s/d 2,5jam ini, bahkan menjadi acara favorit penggemarnya dan sangat dirindukan banyak orang dijamannya. Dengan mengusung konsep paket seperti ini, Eka Sapta tidak hanya mengeksploitasi kemampuan seni bintangnya tapi ia juga mempengaruhi begitu banyak seniman musik lainnya. Sekedar mengingatkan, pada tampilan Swara Mahardhika-GSP & PAPIKO pada era 70-an atau variaty show yang dikenal sekarang ini.

Sejarah Eka Sapta- 1960,
 Kelahiran Eka Sapta bercikal bakal dari Leading Star, kelompok band beraliran Rock & Roll yang terbentuk tahun 1957. Dengan dikomandani Soewardjo seorang karyawan kantor imigrasi Jakarta, band ini beranggotakan delapan orang yang terdiri dari Benny Mustafa, Julies Fiolle, Nicko Fiolle, Ireng Maulana, Kiboud Maulana, Darmono, Mulyono & Eddy Tulis. Pada 1960, Leading Star merilis album yang mencetak beberapa lagu hits, seperti “Surat Undangan, Buana Sera dan Cangkurileung”. Namun agaknya, sukses lagu-lagu mereka tersebut malah menghentikan langkah group ini untuk terus berkiprah. Grup band ini vakum (sampai saat sekarang) di usianya yang masih belia karena sang vokalis (Julies Fiolle) lebih fokus mengorbitkan penyanyi baru yang tak lain istrinya sendiri, Joke Simatupang. Akhirnya, personil eks Leading Star masing-masing mencari jalan sendiri-sendiri dan selebihnya membentuk group band seperti Quinta Nada (Jazz) & Young Boys (Rock). Suatu hari, datanglah sang Yamin (Ceng Li) Widjaya bersama Bing Slamet lalu merekrut Idris Sardi, Itje Kumaunang & Kamid. Mereka disandingkan dengan beberapa nama musisi eks Lading Star yang terpilih, antara lain Benny Mustafa, Ireng Maulana, Mulyono, Kiboud Maulana, Darmono & kemudian Eddy Tulis menyusul bergabung menjadi kelompok Eka Sapta yunior, mereka bertekad membangun band ‘Eka Sapta generasi pertama (Senior)’. Kehadiran Bing Slamet sebagai otak utama di Eka Sapta adalah benar-benar tokoh dalam berbagai hal, bahkan menjadi aktor musikal hebat yang dikenal sebagai ‘Host, Musisi, Penyanyi, Pelawak & Film’ yang tak tergantikan hingga akhir hayatnya. Pada awal karier group ini, adalah sebuah band Instrumental yang sering memainkan lagu-lagu The Ventures & The Shawdos versi lagu-lagu indonesia di sejumlah pertunjukan lokal. Setahun kemudian group inipun menghasilkan debut album Long Play (LP) berukuran kecil pada lagu ‘Pengembara, Gambang Suling & Tirtonadi’ sangat populer dan laku keras dan disukai dijamannya.

Walaupun demikian, Eka Sapta terlanjur banyak orang menganggap sebagai Group Band The Ventures & The Shawdos-nya Indonesia. Kemudian, group inipun menunjukkan kekuatannya memampaatkan kesuksesan album pertamanya untuk promosi dan menggelar tour keliling yang melelahkan disejumlah provinsi di indonesia. Eka Sapta membuktikan bahwa, segala kekurangannya telah menjadikan sempurna dimata penggemarnya dan semakin disegani kehadirannya dalam industri musik di indonesia. Bisa dibilang, lagu-lagu hit Eka Sapta di tahun ‘60-an sangat menakjubkan dan memberi pencerahan bagi pencintanya seperti persembahannya pada lagu ‘Burung kucica, Tanda Tanya, Kasih Remaja, Sampai Akhir Hayat, Pohon Beringin, Rintihan Kalbu, Giman & Bing Bernyanyi & Dewi Amor’. Group inipun membuat terobosan dengan serangkaian kolaborasinya dengan sejumlah penyanyi papan atas dan penyanyi pemula sebut saja Ernie Djohan, Lilies Suryani, Aida Mustafa, Liesda Djohan, Rita & Nita, Tom & Dick, Maya Sopha, Tuty Ahem, Alice & Ireng, Yantie Bersaudara, Tiga Dara Sitompul, Dudy Iskandar, Rosa Lesmana, Diah Iskandar, Vivi Sumanti & Frans Daromes dilibatkan dalam serangkaian show maupun Rekaman LP/PH. Kesohoran nama group ini tidak hanya terkenal di seluruh nusantara, keharuman namanya tercium oleh pemerintah indonesia rezim Orde Lama sehingga Benny Mustafa & Ireng Maulana ditunjuk menjadi duta indonesia di “Indonesian New York World’s Fair - 1962” sebagai pekerja membantu membangun faviliun Indonesia sedangkan Bing Slamet & Idris Sardi sebagai duta kesenian di tempat yang sama selama dua tahun. Tetapi hal tersebut tentunya tidak membuat Yamin Widjaya kehilangan akal mengisi kekosongan Eka Sapta, maka ia menggandeng musisi-musisi hebat lainnya seperti Enteng Tanamal, Rully Djohan, Papo Parera, Dicky Prawoto, Ronny Makasutji & Hengky Makasutji. Sedangkan, Jopie Item bergabung dengan ‘Eka Sapta generasi kedua (Yunior)’ baru terwujud di tahun 1969 menggantikan posisi Itje Kumaunang yang bertolak ke Belanda. Sejak itu, keberadaan Eka Sapta yunior mendapat dukungan penuh dari seniornya sehingga mampu mempertahankan ciri khas group ini menjadi sebuah kekuatan dalam lingkungannya. Formasi kedua inipun merekam sejumlah album di Singapura diantaranya ‘Seorang Diri (Cipt.Jessy Wenas), Menanti Kasih (Cipt.Jasir Syam).
Pada awal Tahun’70-an, sebuah momen yang menakjubkan dimana personil Eka Sapta seperti Idris Sardi, Benny Mustafa, Kiboud Maulana & Jopie Item mendapat kehormatan terlibat disebuah film nasional berjudul ‘Tiada Waktu Bicara (No Time For Talk)’ di sutradarai Sandy Suwardi Hasan. Namun yang paling menarik, sepanjang pemutaran film ini tak satupun melibatkan dialog para pemainnya, hanya narasi yang mengiringi gambar - gambarnya saja. Tak kalah menariknya adalah mengomentari keunikan group ini, para personilnya mempunyai hak suara (voting) dalam memilih lagu maupun mengaransemen musiknya yang tidak dilakukan dengan group-group lain dimasanya seperti Arulan (Pimp.Syahrul Bayumi), Kus (Koes) Bersaudara (Pimp.Tonny Koeswoyo), Panca Nada (Pimp.Enteng Tanamal) & Aneka Nada (Pimp. Guntur (Mas Tok) Soekarno Putra). Terlepas semua itu, ternyata pengertian Eka Sapta dibawah pimpinan Sapta Tunggal adalah group ini dipimpin oleh para personilnya dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai pemimpin.

 Reuni Eka Sapta- 2008,
 Pertengahan 2007, menjadi saat bersejarah bagi Eka Sapta. Karena ditahun itu Benny Mustafa mengadakan pembicaraan khusus dengan pemilik Musica Studio yaitu Indrawati (Acin) Widjaya untuk mengumpulkan kembali anggota-anggota group ini. Oleh sebab itu, karena visi dan misinya adalah penghormatan kepada sang penghibur sejati Yamin Widjaya yang tak lain adalah ayah dari ibu Acin dan pendiri PT. Musica Studio’s, begitu juga sebagai produser dari Eka Sapta di jaman lalu. Menurut Benny Mustafa, “Kepedulian ceng li (Yamin Widjaya) kepada kami-kami dahulu tidak akan terlupakan, atas dasar inilah om kembali hidupkan group ini agar supaya masyarakat sekarang perlu mengetahui sekiranya para personil Eka Sapta hingga saat ini masih hidup?”. Sejak pertemuan itulah, personil Eka sapta dikumpulin lagi diantaranya terdiri dari Idris Sardi (Biola), Benny Mustafa (Drum, Perkusi), Kiboud Maulana (Guitar, Synthesizer Guitar), Ireng Maulana (Guitar) & Jopie Item (Lead, Bass, Acoustic & Synthesizer). Sesuatu yang unik dilakukan Musica bersama team A&R (Artis & Repertoire) dalam memproduksi album Reuninya Eka Sapta bertajuk, “A Musical Journey of 3 Generations” adalah sebuah proses yang panjang baik dalam pemilihan lagu maupun penyanyinya. 

Yang menarik di album ini adalah melibatkan peran anak-anak dan cucu para personil Eka Sapta diantaranya, Lukman Sardi (lagu Kunanti Jawabanmu & Kau Harapanu) anak dari Idris Sardi, Ali Coboy (lagu Seorang Diri & Kau Harapanku) anak dari Benny Mustafa, Audy (lagu Janji Kasih & Kau Harapanku) anak dari Jopie Item, Andrea Maulana (lagu Menanti Kasih & Kau Harapanku) anak dari Ireng Maulana, & Karis Bing Slamet (lagu Permata Bunda & Kau Harapanku) cucu dari Bing Slamet. “Kami mencoba konsep lain yang lebih berkarakter yaitu, mengangkat turun temurun para personil group ini. Tujuannya, supaya kolaborasi persembahan Eka Sapta kali ini dapat dinikmati juga anak-anak jaman sekarang”, tutur sang A&R, Anasthasia di markasnya Pancoran- Jakarta. Walaupun, didalam album ini semuanya adalah rentetan lagu yang didaur ulang namun semakin enak didengar dan mudah dicerna dari berbagai kalangan. Sementara itu, proyek idealisme ini adalah mendedikasikan dua-duanya yaitu Studio Musicanya sendiri dan Yamin Wijaya untuk industri musik indonesianya. Kehadiran album ini, adalah memampaatkan momen AMI Awards 11 th 2008 (Jakarta 15 April 2008) yang dianugerahkan Legend Award kepada Yamin Widjaya.

Yang pasti di ajang ini, Eka Sapta merasa punya kesempatan promo album terbarunya sekaligus melepas kangen kepada para penggemarnya yang tetap menyambutnya dengan suka cita. Terbukti lewat pertunjukan sang legendaris ini, mengusung lagu instrumental berjudul Putih-Putih Si Melati bersanding dengan band-band generasi muda semisal Nidji, Letto & Samsons, group ini masih memukau dengan persembahan nuansa masa lalu. Begitulah perjuangan ekstra dari PT. Musica Studio’s, sudah mengenalkan bahwa di tahun 60an ada sebuah kelompok yang terdiri orang-orang hebat di musik, sepatutnya diabadikan namanya sebagai supergroup yang pernah dimiliki indonesia dahulu….HINGGA KINI dan SELAMANYA!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar