Senin, 16 Juli 2012

BAND ARULAN


BAND ARULAN..

Asal mula berdirinya Band ARULAN mempunyai kisah menarik yang patut kita ketahui, kalau saja bukan karena gara2 kenalpot panas mencederai anak kesayangan dari keluarga keturunan Pangeran dari ayahnya ‘Bajumi Wahab bin Pangeran Abdul Wahab dan Ibunya ‘Sajiddah Binti Pangeran Muhammad Nuh yang menguasai wilayah Ogam Komering Ilir (OKI)- Sumatera Selatan, maka sangat mustahil Musik indonesia akan mengenal nama ‘Sjahrul Ghozy Bajumi’ sebagai penggagas Arulan.

Adalah Tahun.1959, saat mana seorang perjaka kelahiran Palembang,12 Februari 1945 saat masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama di Bandung berkendara sepeda motor menyenggol trotoar dan jatuh terpelanting, motor menimpanya menyisakan borok yang harus menahan sakit selama satu bulan saat kenalpot panas melukai pahanya. Bukan main sedih hati sang bunda ‘Sajiddah’ melihat putra kesayangannya terluka dan tak ingin terulang maka saat itu juga sang ibu memberi ultimatum untuk tidak lagi mengenal kendaraan yang bernama ‘sepeda motor’ dan sang buah hati dipindahkannya kembali ke Jakarta meneruskan sekolahnya, karena sang bunda tidak ingin anak kesayangannya terlibat pergaulan kenakalan remaja pengaruh ibu kota Jakarta.

Kemudian menganjurkan anaknya lebih baik bermain musik dari pada terlibat pergaulan anak2 dijaman itu begajul dan bergaul sebagai anak2 ‘Cross Boy’ yang malang melintang dijalanan. Beruntungnya ‘Syahrul G Bajumi dikelilingi para sahabat yang kebenarannya menguasai alat musik lalu membentuk Band ‘BLUES SWINGERS’, para pemainnya al: Jarzuk Arifin/Keyboard, Wibisono Ismail (putra sutradara Nawi Ismail/Bass Betot, Lion/vokal, Richard/Gitar, Isa Tartiasa/Drum dan tentunya Sjahrul G Bajumi/Gitar Rythm & Pimpinan. Mulailah berpetualang dari acara-acara keluarga sampai dengan acara panggung2 pertunjukan dan beberapa show2 masih sekitar tawaran pentas lingkungan acara sahabat2 dan sejawatnya. Kemudian band ini berganti nama karena sang bunda kurang sreg memakai nama yang bau keInggeris-inggerisan dan menganjurkan ‘ngapo idak pakek namo kau dewek bae “ARULAN”, selain mudah nian diinget bukanyo lebih berbau Nasional’ artinya: ‘kenapa tidak memakai nama kamu saja ‘Arulan’, selain mudah diingat bukankah lebih Nasional’ ungkap bundanya langsung diAmini oleh mereka. Nama Arulan sendiri sebenarnya adalah nama panggilan sayang dari bundanya kepada anaknya Sjahrul G Bajumi, bundanya sangat ingin anaknya benar2 tidak hanya setengah2 menekuni dunia berkesenian walau sang ayah sangat menentang namun tidak banyak protes karena sosok ibu mempunyai peranan penting dalam memberi perhatian kepada anak2nya dari pada sang Ayah seorang pedagang sukses yang separuh waktunya berpindah dari negara satu kenegara lain dan tentunya sangat sedikit waktunya untuk anak2nya.

Awal tahun 1960an, nama ARULAN membawa berkah terlebih dengan bergabungnya dua bersaudara ‘Ismet Januar & M.A Imran’ dikubu Arulan setelah ditinggal Lion sang vokalis dan Richard ke negeri Belanda. Mulailah jadwal show bukan lagi keacara pesta muda-mudi lingkungan sekolah tapi sudah merambah ke tingkat lebih mentereng ‘Arulan’ mengadakan pertunjukan di Wisma Nusantara,Hotel Duta, Des indes Hotel, dll. Atas anjuran bundanya ‘Arulan’ mengikuti Festival Lagu Minang dengan catatan setelah memenangkan Juara Arulan tetap mengusung lagu daerahnya Palembang-Sumatera Selatan. Benar saja, lagu Minang yang disembahkannya al: Denai Sansai dan Upiak Siti meraih juara I dan Arulan masih harus mengikuti festival Tingkat Nasional yang diadakan RRI dan Arulan kembali meraih juara walau hanya sebagai pemenang ke-dua.

Tahun 1962, dimana presiden ‘Bung karno’ mengadakan pesta olah raga ASIAN GAMES IV dan ‘GANEFO (Game Of The National Emerging Forces)’, Band Arulan/pimp.Sjahrul G Bajumi adalah salah satu pengisi acara bersama para Artis dan musisi lainnya seperti: Eka Sapta/pimp.Sapta Tunggal (Jamin Wijaya/Pemilik& Manager),Teruna Ria/pimp.Zaenal Arifin,Aneka Nada/pimp.Guntur Soekarno Putra, Kus Bros (Koes Bersaudara)/pimp.Tonny Koeswoyo, Titiek Puspa, Rachmat Kartolo, Diah Iskandar, Norma Sanger,dll, Arulan memberikan penampilannya yang sungguh sangat disukai. Sebenarnya saat masa ORLA pemerintahan presiden Bung Karno segala yang berbau keBarat2an yang disebut ‘ngak-ngik-ngok’ dijegal habis2an, tentunya bagi seorang bunda yang selalu memberi dukungan untuk perkembangan musik anak-anak band Arulan tidak ingin bermusik Arulan stag begitu saja, beliau rela menyelundupkan PH para penyanyi International seperti: Conny Prancis, Rickie Nelson, Elvis Presley, Bill Halley dll dan mau bolak balik Indonesia-Singapore hanya memborong PH para penyanyi Barat yang populer di Indonesia. Dari PH inilah anak2 Arulan termotivasi mengembangkan permainan musikalitasnya yang lebih baik dan terkumpul nama2 personilnya yang kokoh seperti: ‘Syahrul G Bajumi, Jarzuk Arifin, Wibisono Ismail, Isa Tartusi, Rosihan NHuck Bajumi, Ismet Januar, Benny Thung dan M.A Imran, kemudian masuk Jopie Item (hny sebentar) membuat nama Arulan dikenal sebagai terdepan. Moment yang paling dinantikannya saat mana stasiun TVRI diresmikan pertama kali, Arulan didaulat sebagai band Pembuka acara dimana mengundang penyanyi populer dari negeri Belanda ‘Anneke Grunlo dan The Blue Diamond’, Arulan semakin mengukuhkan keberadaannya sebagai Band yang diperhitungkan. Namun sekali lagi nama Arulan dikenal bukan saja sebagai julukan The Shawdos Indonesia atau duet Ismet& Imran sebagai Phil & Don- The Everly Brothers Indonesia atau sebagai Band pengiring atau sebagai band Instrumental tapi juga sebagai Band yang menguasai lagu2 daerah Nenek moyangnya.

Kehebatan nama2 personilnya juga diperkuat sejumlah penyanyi tetap dikubu ini, seperti: Diah Iskandar,Norma Sanger, Sandra Sanger, Nunung Zahara (Bintang Radio RRI-thn.60), menghadirkan persembahannya ‘Gugur Bunga, Air Terjun/Instrumental, Lagu Untukmu,, Rudy& Nita, Malam Bintang,Kenangan Indah,Rumah Gadang, Serunai malam/Instrumental, Luput Dimate, Abu Mendereng, Rindu, Kebile-bile, E Samokan, Karakatau, Rang Talu, Sempayo Digulai Lemak. Selanjutnya, untuk memenuhi amanah sang Bunda, Arulan juga melempar lagu2 daerah Palembang berjudul ‘Tebile-bile, De sangke & Ibong-ibong’, album rekaman yang diproduksi recording SJAILENDRA milik keluarga ini sangat-sangat diminati secara Nasional sehingga sebagian Masyarakat dan media mencap bahwa Arulan adalah Band berasal dari kota Palembang. Kepopuleran nama Arulan semakin membumi secara Nasional terlebih dengan kehadirannya sebagai band pengiring sejumlah penyanyi seperti: Neneng Salmiah, Trio Visca, Broery Pesolima,Yanti Bersaudara, Ttitik Puspa, Alfian, Ernie Djohan, Deddy Damhudy, Lilis Suryani, Tetty Kadi, Bing Slamet,Shinta Dungga, Tuty Thaher, Henny Purwonegoro, Salanti Bersaudara,dll membawa mereka kejenjang populeritas dengan album2 yang sangat diminati pencintanya. Nama Arulan tidak saja dikenal secara Lokal tapi sudah tercium namanya didunia Barat setelah mengiringi penyanyi Belanda ‘Barry Crocker’ berduet dengan Bintang Film ‘Rima Melati’ album bertajuk ‘Burung Kakak Tua, Saw Standing There & Rima (lagu persembahan special buat sang kekasih Rima Melati)’ maupun penyanyi populer bartaraf International ‘Anneke Grunloh’ dan pernah mengiringi penyanyi anak-anak asal Jerman ‘Heintje’ saat kedatangan pertamanya show di Indonesia dan Arulan juga merasakan satu panggung bersama sang band idola ‘The Ventures’.

Salah satu lagunya ‘Mata Bidadari’ sangat diminati chart Radio2 Nusantara dan populer di Radio Australia, lagu mengisahkan kekaguman Sjahrul G Bajumi kepada sang kekasih masa lalu dituangkan dalam lirik yang indah menyentuh penikmat musik. Tiba akhirnya, keharuman nama Arulan tercium oleh ‘Asbon & Anas Yusuf’ datang berkunjung dikediamannya jln.kesehatan 4/No.24-Petojo, Jakarta Pusat untuk meminta bergabung, namun ditentang sang bunda karena ‘Gumarang/Pimp.Asbon’ hanya berkiblat pada satu lagu berbahasa Minang sementara Arulan ingin juga mengangkat lagu-lagu Palembang dan tidak dipungkiri bila kelak hari masyarakat menasbihkannya sebagai band berasal dari kota empek-empek. Band Arulan adalah salah satu pelopor memiliki alat moderen band dan sering disewakan kepada sesama goup band lainnya, bahkan sebagai band pertama di Indonesia merasakan syuting menggunakan ‘Lipsync’ (lipsing) diera tahun 60an mengiringi penyanyi Fetty Fatimah/pimp The Bamboos Girls, Norma Sanger dan ditangani orang2 hebatnya sperti Hamid Gruno (Ayah dari Bintang Film/Sinetron Piere Gruno)sebagai pengara acara dan Christ Pattikawa (suami Aktris Rinna Hasyim) sbg Kameraman yang kelak hari kemudian ‘dua’ nama ini sangat populer membawa harum TVRI ke tingkat International. Selain Irama Lenso, band Arulan adalah salah satu band yang sering diundang bung Karno menghibur tamu-tamu negara atau acara-acara santai lainnya dan bila demikian sang ayahlah yang sangat sibuk mengurusi anak2 Arulan.

Sjahrul G Bajumi dan Eddy Sjam berceritra bahwa dimasa itu bila kita melihat baliho atau spanduk pesan sponsor bertuliskan para pelaku acara, maka yang tampak tulisan berhuruf basar paling atas adalah band pengiringnya baru dibawahnya tertulis nama penyanyinya itupun tulisannya kecil-kecil. Eddy Sjam juga menambahkan bahwa mereka bila show keluar daerah ‘Bandung & Surabaya’ selalu bersama ‘Eka Sapta dan Kus Bros’ kumpul satu gerbong di Kereta Api dan peran bunda Sjahrul Bajumi sangat penting di Arulan yang tidak pernah membedakan anak kandung atau bukan anak kandung semuanya disamakan dan mendapatkan perlakuan sama sehingga dikagumi dan dihormati sebagai sosok ibu super dimata anak2 Arulan. Eddy Sjam kembali berceritra, yang paling repot mengurus kostum show adalah ibu Hj. Sajiddah, bisa berkoper2 kostum anak2 Arulan dan melibatkan designer pilihannya adalah yang paling top di Indonesia Tailor 'Srie Vishnu’ & maupun Tailor di Hongkong ‘Lee On Tay’. Tahun 1964, Imran & Ismet mengundurkan diri kemudian sudah terlihat bergabung di De Selina dan akhirnya menetap di The Steps hingga saat ini, disusul sang vokalis Diah Iskandar, Norma Sanger, Sandra Sanger, masuklah Eddy Sjam/Lead Gitar, Aca/Rhythm-Vokal, Yunus Samtari/Bonggo, Arzad Arifin/ Bass&Vokal, Bambang/Vokal dan Muchsin Alatas & Vivi Sumanti/vokal.

Demikian pula sang juragan Sjahrul G Bajumi hijrah ke Negara Amerika melanjutkan sekolahnya dan secara alami Arulan tetap menjalani rutinitas seperti saat sang pemimpin masih bersamanya dan sosok bunda adalah penerus mengambil alih tongkat estafet yang ditinggalkan sang anak dan Pimpinan sementara diserahkan ke Jarzuk Arifin. Arulan tetap dielu2kan menjadi salah satu band masih memegang posisi bertahan dengan sejumlah wajah2 penyegaran nama2 seperti Oslan Husain, Alwi Oslan, Elya Khadam, Widyawati, Rudy Rusadi, Bakar Iskandar, baik didunia rekaman maupun panggung2 show, Arulan menghasilkan lagu yang hits dimasanya membawa lagu Si Gembala Sapi yang pernah dinyanyikan penciptanya ‘Mien Sondakh’ pada tahun 1950an, kembali disuarakan Norma Sanger demikian juga lagu ‘Nonton Bioskop/cipt.Benyamin S, populer ditangan Bing Slamet, Bung Dimana/cipt.Ismail Marzuki, dipersembahkan Diah Iskandar demikian pula lagu Merana/cipt.Sutedjo oleh Muchsin Alatas sangat populer di rekaman. Show panggungpun tak pelak menghadirkan ‘duet spektakuler’ mengusung nama2 hebat direcording seperti: Alwi& Oslan Husain, Elya Khadam & Muchsin Alatas dengan persembahan tiga lagu ‘Pergi Tanpa Pesan, Boneka India,Sawanka Mahina’ begitu pula, Rudy Rusady-LOS MORENOS tak ketinggalan memamfaatkan kecantikan Widyawati lewat lagu Monalisa dan tak kalah pentingnya Band pembuka show Arulan selalu menghadirkan The PROS/pimp.Dimas Wahab dengan Penyanyi Broery Pesolima, seakan tak ingin berpisah dengan Arulan untuk selalu bergandengan tangan kemajauan musik dengan persembahan keindahan permainan kolaborasi musik Arulan & The PROS dan nama Arulan semakin sulit diremehkan tentunya.

Tahun 1969 adalah masa tersulit dimana bunda “Sajiddah’ menghembuskan nafas terakhirnya, setelah sudah banyak memberi persembahan musik Arulan kepada Indonesia terkhusus kepada anak2 Arulan, bahkan sebelum diakhir hayatnya almarhumah sempet menikahkan salah satu anggota Arulan ‘Eddy Sjam & Yetty Sri Fidiati’ dan band Arulan satu2 anggotanya pergi meninggalkan untuk berSolo karir seperti Muchsin Alatas maupun Eddy Sjam sudah hijrah di ‘Band 4 Nada/pimp.A Riyanto, walau bagaimanapun nama bunda “Sajiddah” selalu mereka kenangkan disimpan dihati para anggota Arulan sesuai ‘janji hati’ terbawa sampe akhir hayat dan tak pernah terpupus walau badai sekalipun menghantam nama bunda ‘Hj.Sajiddah’ tetap terpatri kokoh sekeras karang dilaut dan nama Arulan tetap yang terbaik hingga saat ini dihati penggemarnya dan tak akan pernah meLUPAkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar